Sumber Gambar: flowers.la.coocan.jp
- Diversifkasi Pangan Lokal : Upaya untuk Memperkuat Ketahanan Pangan untuk mengenal bahan makanan lain yang berpotensi untuk diversifikasi bahan pangan.
- Food Estate Kalimantan Tengah 2020 : Solusi Produksi Pangan? untuk mengenal skebijakan Food Estate Kalimantan Tengah 2020.
Salah satu serealia yang berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan pangan baru adalah *hanjeli (Coix lacrymajobi L.)**. Tanaman biji-bijian ini berasal dari ordo Glumifora dan famili Poaceae. Hanjeli dikenal pula dengan sebutan jali atau jali-jali di Indonesia. Tanaman hanjeli berbentuk rumpun setahun dengan batang yang tegak dan besar. Tinggi batang dapat mencapai 1-3 m. Akar tanaman bersifat kasar dan sulit dicabut. Letak daunnya berseling dengan helaian berbentuk pita dan ukuran 1-5 cm. Ujung daun hanjeli berbentuk runcing, pangkalnya memeluk batang, dan tepinya rata. Bunga akan keluar dari ketiak daun dan ujung percabangan. Bunga tersebut berbentuk bulir. Buahnya seperti buah batu dan berbentuk bulat lonjong. Warna buah adalah putih atau biru-ungu dan berkulit keras saat sudah tua.
Sebaran Tanaman
Daerah asal hanjeli adalah Asia Timur dan Malaya, termasuk Indonesia sampai India Timur lalu menyebar ke Cina, Mesir, Jerman, Haiti, Hawai, Jepang, Panama, Serawak, Filipina, Taiwan, Amerika, dan Venezuela. Tanaman hanjeli menyebar di berbagai ekosistem lahan pertanian, dari daerah kering hingga basah. Di Indonesia sendiri hanjeli dapat ditemukan di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa. Budidaya tanaman hanjeli paling banyak dilakukan di Jawa Barat. Beberapa wilayah yang melakukan budidaya hanjeli adalah Kabupaten Bandung, Cipokor, Gunung Halu, Kiara Payung, Rancakalong, Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Sukabumi, Garut, Ciamis, dan Indramayu. Masyarakat di wilayah tersebut biasa membudidayakan hanjeli sebagai tanaman selingan secara sporadis. Budidaya tersebut dapat dilakukan secara polikultur di pekarangan maupun monokultur di lahan marginal. Proses budidayanya sendiri masih konvensional, tanpa pemeliharaan intensif.
Varietas yang Dikembangkan
Terdapat dua jenis buah hanjeli, buah yang keras dan lunak. Buah keras biasanya tertanam secara liar di alam bebas. Nama varietas ini adalah Lacryma-jobi.Varietas tersebut memiliki biji dengan cangkang keras berwarna putih dan berbentuk oval. Masih jarang petani yang membudidayakan varietas ini. Meski demikian, beberapa petani membudidayakannya untuk pembuatan kerajinan. Biji-biji keras dari varietas ini biasanya digunakan untuk manik-manik pada kalung. Sementara itu, beberapa petani membudidayakan jenis buah lunak. Jenis ini berasal dari varietas Mayuen. Sering kali buah dari jenis ini dikonsumsi sebagai bahan pangan. Di Tiongkok varietas ini digunakan juga sebagai obat. Biji varietas Mayuen mengandung gizi setara beras. Dalam 100 g biji terdapat karbohidrat (76,4%), protein (14,1%), serta lemak nabati (7,9%), dan kalsium (54 mg).
Potensi Konsumsi
Hanjeli memiliki tekstur yang kenyal tetapi tidak lengket, berbeda dengan beras ketan yang lengket. Oleh karena itu, hanjeli berpotensi diolah menjadi alternatif makanan yang enak. Di Jawa Barat masyarakat biasa mengkonsumsinya sebagai bubur, tape, dodol, dan sebagainya. Potensi lain dari pemanfaatan biji hanjeli adalah : 1. Sebagai campuran beras atau digunakan sendiri sebagai nasi hanjeli; 2. Sebagai campuran makanan serealia lainnya, misalnya campuran havermut (oatmeal); 3. Bubur hanjeli peneman kolak dengan rasa manis seperti bubur kacang hijau; 4. Difermentasi seperti tape ketan. Selain sebagai sumber makanan pokok, hanjeli juga dapat digunakan sebagai obat. Hanjeli dipercaya berkhasiat sebagai peluruh air seni dan antitumor / antikanker. Zat aktif hanjeli yang bermanfaat sebagai obat adalah coixenolide. Zat tersebut diekstrak dari akar hanjeli. Sangat banyak potensi hanjeli sebagai alternatif bahan pangan baru. Sobat Tania juga bisa memulai untuk membudidayakannya. Untuk panduan budidaya, Sobat Tania dapat mengunduh [Aplikasi Dokter Tania](https://play.google.com/store/apps/details?id=com.taleus.drtania.